NUSA TENGGARA BARAT – Pengusaha Prajogo Pangestu menjadi orang paling tajir ketiga di Indonesia. Selain itu, pria 76 tahun asal Kalimantan ini juga menempati posisi ke-349 daftar orang terkaya di dunia. Berapa harta kekayaannya?
Menurut Bloomberg Billionaires Index yang dikutip pada Selasa, 9 Februari 2021, pengusaha senior Prajogo Pangestu diketahui memiliki kekayaan bersih sebesar 7,53 miliar dolar AS atau setara dengan Rp105,33 triliun (kurs Rp13.988 per dolar AS).
BACA JUGA:
Dalam ulasan singkatnya, Bloomberg menyebut bahwa Prajogo adalah pendiri PT Barito Pacific Tbk, sebuah perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia. Korporasi ini yang berbasis di Jakarta dan memiliki pembangkit listrik dan aset penghasil plastik
Pada 2019, grup usaha Barito melaporkan pendapatan mereka menyentuh angka 2,4 miliar dolar AS. Adapun, divisi usaha Barito terdiri beberapa sub unit dengan anak usaha utama yakni Chandra Asri Petrochemical
Bisnis Prajogo sudah cukup menggurita di negeri ini selama puluhan tahun dan mengeruk banyak untung. Guna membayangkan seberapa banyak harta taipan yang pernah melakoni profesi sebagai sopir angkot itu, berikut adalah analogi pembanding sederhana.
Bisa beli 105 ton emas Antam
Dengan estimasi harga emas pergram sebesar Rp1 juta, maka logam mulia itu bisa dibeli sebanyak 105 ribu kilo emas murni, atau 105 ton kilo emas.
Bisa traktir BBM masyarakat Indonesia selama 3 bulan
Harga minyak dunia saat berita ini dibuat adalah 60 dolar AS per barel. Jika Prajogo memiliki net worth sebesar 7,53 miliar dolar AS, maka minyak yang bisa dibeli mencapai 125 juta barel minyak atau setara dengan 19,75 juta kilo liter BBM.
Jika konsumsi BBM nasional 75 juta kilo liter pertahun, maka uang Prajogo bisa beli BBM untuk seluruh orang Indonesia selama selama kurang lebih 3 bulan.
Bisa borong 23 ribu mobil Tesla yang paling mahal
Bandrol kendaraan listrik Tesla termahal tipe P100D seharga Rp4,4 miliar. Prajogo dengan duit Rp105 triliun bisa beli mobil tersebut lebih dari 23 ribu unit tersebut secara cash.
Baca terus VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan.